kenapa?
Disuatu ruang di Kanwil sebuah Departemen Pemerintah
KABAG: ibu ini uang bantuan untuk rehab sekolahnya, semua Rp.100 juta.
(kabag itu menyerahkan map coklat berisi uang tunai)
tapi untuk urusan administrasi dari meja ke meja, jadi kami potong 20 persen.
(kabag itu berujar, dengan ekspresi wajah tak berdosa)
IBU GURU: wah kalo begitu tidak apalah pak, yang penting dananya cair
(sang ibu guru itu legowo)
KABAG: tapi tolong ya bu, nanti di laporan pertanggung jawaban ditulis Rp 100 juta
(setan itu mulai beragitasi, mengajak untuk bermanipulasi)
IBU GURU: gampang pak. nanti saya pas-pasin. (lemah dan tak berpendirian)
ditempat lain,
SAYA: Ibu kok mau di akal-akalin sama bajingan (KABAG) itu? dia mengajak ibu untuk korup!!! ingat bu kita ini guru!!! (gairah muda nan idealis)
IBU GURU: habis mau bagaimana lagi, daripada kita tidak dapat sama sekali, begitulah jalurnya kalau mau dapet dana!! (membela diri, berapologis)
SAYA: tapi ini ga bener bu, ini sama aja membohongi diri kita sendiri!!! (reaktif, nan eksplosif)
IBU GURU: sudahlah Tuhan juga tahu kita ini dizalimi, mau bagaimana lagi, kalau mereka tidak potong (dana bantuan), mereka tida akan urus.., kamu harus sadar inilah realitanya, masih untung sekolah kita hanya dipotong 20%, sekolah sebelah disunat 30%, untung aja KABAG itu masih kenalan dekat sama empunya yayasan..inilah dilema (sekolah) swasta kayak kita..
(penjelasan yang panjang dan dalam)
SAYA: tapi kenapa cara-cara setan ini dipelihara disini (lingkungan birokrasi pendidikan) ? apa tidak cukup gaji mereka (KABAG dan jajarannya). kan mereka sudah PNS, kita? gaji bulanan kita aja kurang untuk memenuhi kebutuhan hidup kita, saya tetap tdak bisa habis pikir..
(mengelus dada dan berusaha menenangkan diri)
IBU GURU: inilah mental-mental mereka (KABAG, dan atasannya, dan bawahannya). sedari dulu sudah ada, apa mungkin ini juga karena mental bangsa kita yang hobi korupsi, soalnya ganti presiden berkali-kali tapi cara-cara seperti ini (korupsi) masih tetep ada. apa yang salah? coba kamu kasih saya jawaban?
( si IBU GURU malah mengajukan pertanyaan kepada saya yang sedang geram dan nelangsa)
SAYA: entahlah bu, saya hanya bisa berusaha dan berdoa, semoga generasi yang sedang kita didik tidak seperti mereka (koruptor). mudah-mudahan saya dan juga ibu bisa mengajarkan nilai-nilai kejujuran kepada mereka (murid-murid) sehingga generasi merekalah nanti yang akan merubah semua..kita mulai dari diri kita sendiri bu..( mulai legowo dan tenang)
dialog denag IBU GURU pun berakhir dengan satu tanda tanya besar,
KENAPA?
kenapa harus ada kezaliman di dunia ini?
kenapa harus ada korupsi?
kenapa harus kita berdusta ria?
kenapa harus ada korupsi?
kenapa harus kita bermanipulasi?
kenapa harus ada korupsi?
kenapa harus duit rakyat disunat?
kenapa harus duit jamkesmas di rampas?
kenapa harus duit pendidikan di makan?
kenapa harus duit pajak di bancak?
kenapa?????
kenapa?????
kenapa????
kenapa kita mau sogok sini sogok sana?
kenapa kita mau bernostalgia dengan durjana?
sikap jujur di negeri ini bagai daun hijau nan segar..
dan hama ulat yang merusak adalah manusia-manusia rakus yang setelah puas dan kenyang makan daun,
mereka akan berubah rupa jadi makhluk cantik, lalu terbang entah kemana menikmati kecantikannya..
saban hari angin membawa mereka ke kolombia, saban hari ke singapura, saban hari ke China..
disana mereka menikmati ladang bunga..
dari hasil makan daun ketika jdi ulat..
satu lagi untuk mengakhiri ini semua saya tanya kamu..
KENAPA?
kita jawab sendiri saja bersama gelapnya malam..
oleh: fadlan
Jakarta, 16 -11- 2011 bersama pertanyaan KENAPA?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar